Negara kita Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di dunia yang memiliki sumber daya alam yang tidak terbatas. Indonesia juga diuntungkan secara iklim yang hanya memiliki 2 musim. Bandingkan dengan negara Eropa yang tidak bisa bekerja saat musim dingin. Tapi mengapa jumlah pengangguran di Indonesia begitu banyak??Menurut data, angka pengangguran di Indonesia pada 2010 diperkirakan masih akan berada di kisaran 10 persen. Target pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5,5 persen dinilai tidak cukup untuk menyerap tenaga kerja di usia produktif.
Sejak kerusuhan 1998 Indonesia mengalami badai ekonomi yang sangat dahsyat. Banyak bank yang terlikuidasi, pengusaha yang bangkrut, karyawan yang di PHK, perusahaan yang tutup dan lain sebagainya. Tampaknya memerlukan begitu banyak waktu untuk pulih 100%. Jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2006 mencapai 39 juta orang lebih banyak 8 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura yang hanya 5 juta orang.Indonesia membutuhkan petumbuhan setidaknya 7,3 persen per tahun untuk mengurangi angka pengangguran. Pertumbuhan itu bisa dicapai kalau laju inflasi berkisar 4 hingga 6 persen. Suku bunga Indonesia pun setidaknya berada di angka 5-7 persen dan nilai tukar rupiah Rp 9.500-Rp 10.500 per USD.
Anggaran belanja negara yang kurang dalam peningkatan infrastruktur jelas tidak bisa menekan angka pengangguran. Apalagi, dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5 persen, lalu...solusi nya apa donk...?
Tiap tahun jumlah kelulusan bisa di bilang ribuan atau jutaan orang, Entah itu SMA, D3, Sarjana, S2, atau malah yang cuma sampai SMP? Dan itu tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan kerja. Kenyataan lain yang juga membuat bangsa Indonesia prihatin, yaitu masih rendahnya pendapatan per kapita manusia Indonesia. Rata-rata pendapatan per kapita setiap penduduk Indonesia hanya sebesar 1.000 dolar Amerika Serikat/AS (Rp 1 juta) per tahun.
untuk menghadapi berbagai permasalahan yang membebani Indonesia, manusia Indonesia harus meningkatkan kemampuan dalam memenej diri. Kalangan muda yang akan berkiprah 4 hingga 5 tahun yang akan datang dituntut melakukan visi kehidupan yang jelas. Tidak pada tempatnya jika kita menggantungkan hidup kepada orang lain. Kalangan muda harus mempunyai semangat wirausaha tinggi, apalagi yang mempunyai title Sarjana, jangan lagi selalu berpikir untuk bekerja di perusahaan orang lain.
Sebagai perbandingan, umlah Entrepreneur di Amerika adalah 11% dari jumlah penduduk, jumlah Enterpreuner di Singapura mencapai 7% dari jumlah penduduk, lalu bagaimana dengan Indonesia? Ternyata jumlahnya hanya 0,18% dari jumlah penduduk. Survei membuktikan sebuah negara bisa dikatakan stabil jika jumlah Entrepreneur minimal adalah 2% dari jumlah penduduk. Dengan banyaknya jumlah Entrepreneur artinya akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
Berikut ini merupakan statistik menarik dari Leveraging Time to Create Wealth karya K.C. See.
Dari 100 orang kaya:
- 70% dari Bisnis
- 10% dari Profesional
- 10% dari karyawan
- 6% lain – lain (termasuk menang lotre)
Statistik sudah berbicara dan mengarahkan kita semua untuk mulai berbisnis, so...tunggu apalagi...?? Jadilah seorang wirausahawan sejati.....
Sejak kerusuhan 1998 Indonesia mengalami badai ekonomi yang sangat dahsyat. Banyak bank yang terlikuidasi, pengusaha yang bangkrut, karyawan yang di PHK, perusahaan yang tutup dan lain sebagainya. Tampaknya memerlukan begitu banyak waktu untuk pulih 100%. Jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2006 mencapai 39 juta orang lebih banyak 8 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura yang hanya 5 juta orang.Indonesia membutuhkan petumbuhan setidaknya 7,3 persen per tahun untuk mengurangi angka pengangguran. Pertumbuhan itu bisa dicapai kalau laju inflasi berkisar 4 hingga 6 persen. Suku bunga Indonesia pun setidaknya berada di angka 5-7 persen dan nilai tukar rupiah Rp 9.500-Rp 10.500 per USD.
Anggaran belanja negara yang kurang dalam peningkatan infrastruktur jelas tidak bisa menekan angka pengangguran. Apalagi, dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5 persen, lalu...solusi nya apa donk...?
Tiap tahun jumlah kelulusan bisa di bilang ribuan atau jutaan orang, Entah itu SMA, D3, Sarjana, S2, atau malah yang cuma sampai SMP? Dan itu tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan kerja. Kenyataan lain yang juga membuat bangsa Indonesia prihatin, yaitu masih rendahnya pendapatan per kapita manusia Indonesia. Rata-rata pendapatan per kapita setiap penduduk Indonesia hanya sebesar 1.000 dolar Amerika Serikat/AS (Rp 1 juta) per tahun.
untuk menghadapi berbagai permasalahan yang membebani Indonesia, manusia Indonesia harus meningkatkan kemampuan dalam memenej diri. Kalangan muda yang akan berkiprah 4 hingga 5 tahun yang akan datang dituntut melakukan visi kehidupan yang jelas. Tidak pada tempatnya jika kita menggantungkan hidup kepada orang lain. Kalangan muda harus mempunyai semangat wirausaha tinggi, apalagi yang mempunyai title Sarjana, jangan lagi selalu berpikir untuk bekerja di perusahaan orang lain.
Sebagai perbandingan, umlah Entrepreneur di Amerika adalah 11% dari jumlah penduduk, jumlah Enterpreuner di Singapura mencapai 7% dari jumlah penduduk, lalu bagaimana dengan Indonesia? Ternyata jumlahnya hanya 0,18% dari jumlah penduduk. Survei membuktikan sebuah negara bisa dikatakan stabil jika jumlah Entrepreneur minimal adalah 2% dari jumlah penduduk. Dengan banyaknya jumlah Entrepreneur artinya akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
Berikut ini merupakan statistik menarik dari Leveraging Time to Create Wealth karya K.C. See.
Dari 100 orang kaya:
- 70% dari Bisnis
- 10% dari Profesional
- 10% dari karyawan
- 6% lain – lain (termasuk menang lotre)
Statistik sudah berbicara dan mengarahkan kita semua untuk mulai berbisnis, so...tunggu apalagi...?? Jadilah seorang wirausahawan sejati.....


Post a Comment